Kadar keasaman tanah (pH) sanagt mempengaruhi tanaman untuk tumbuh kembang dan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Ukuran pH antara 0-14. Tanah dengan pH 0-7 bersifat asam, sedangkan pH 7-14 bersifat basa. Tanah dengan pH rendah ataupun tinggi akan mempersulit tanaman menyerap unsur hara. Artinya, tanaman bisa menyerap optimal unsur hara tersebut pada kondisi pH netral, yakni 7.
- Ciri-Ciri umum larutan asam (biasanya dihitung skala (0-6) yaitu : Terasa masam, Bersifat korosif, Dapat memerahkan kertas lakmus biru, Larutan dalam air sanggup mengantarkan arus listrik, Menyebabkan perkaratan logam (korosif). Contoh larutan Asam : Air jeruk, Hidrogen Klorida/Asam Klorida (HCL), Tembaga(II) Sulfat (CuSO4), Alumunium Sulfat (AlSO4) dllContoh cairan bersifat basa: Air laut, cairan pemutih dll.
- Ciri-ciri umum larutan basa (biasanya dihitung skala (8-14) yaitu : Rasanya pahit, Bersifat licin, Dapat membirukan kertas lakmus merah, Larutan dalam air sanggup mengantarkan listrik, Jika mengenai kulit, maka kulit akan melepuh (kaustik Contoh larutan basa : Air Sabun, Amoniak (NH3), Soda Api/Natrium Hidroksida (NaOH),Natrium Karbonat (Na2CO3),
- Contoh larutan netral (biasanya dihitung skala (7): Alkohol/Ethanol, garam (Natrium Klorida=NaCl), Amonium Klorida, Air abu, air murni dll
Pemicu tanah menjadi lebih asam (pH lebih rendah) beberapa faktor penyebab antara lain:
- Curah hujan yang tinggi menjadikan tercucinya unsur hara pada tanah, kemudian berimplikasi pada terbentuknya tanah asam.
- Adanya unsur Al (aluminium), Cu (tembaga) dan Fe (besi) yang berlebihan.
- Air yang tergenang secara terus menerus pada lahan alasannya yaitu tata air atau drainase yang tidak baik.
- Dekomposisi materi organik yang mengeluarkan kalsium dari dalam tanah.
- Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
- Secara umum tanah dengan pH rendah merupakan tanah dengan kekurangan kalsium dan magnesium.
Jika larutan tanah terlalu asam, tanaman tidak sanggup memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah asam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada kesudahannya sanggup mati alasannya yaitu keracunan tersebut.
Banyak cara untuk mengetahui tanah itu asam atau tidak, baik secara tradisional serta penggunaan alat ukur tentunya. Menggunakan alat ukur pH meter tentunya hasilnya sangat akurat namun tentu saja untuk petani atau pekebun yang hanya mempunyai sedikit petak sawah tentu sangat keberatan jikalau harus membeli alat ini alasannya yaitu harganya yang tidak mengecewakan mahal. nah ada beberapa cara sederhana untuk mengetahui pH tanah apakah asam, basa atau netral namun kekurangannya yaitu kita tidak bisa mengukur dengan sempurna berapa jumlah pH tanah. Tetapi hasilnya cukup akurat, nah berikut yaitu tipsnya:
Mengetahui pH Tanah Menggunakan Kertas Lakmus atau pH Indicator
Alat dan Bahan:
- Kertas lakmus atau pH indikator
- Air bening
- Gelas
- Sendok teh
- Sampel tanah (cara mengambil sample tanah: ambil tanah kering dari empat ujung dan tengah-tengah lahan kita, campurkan secara merata, jemur beberapa jam supaya kering. Ini bertujuan biar tanah yang akan diukur pHnya merupakan cuilan yang rata dari lahan kita)
Cara pengukuran:
- Ambil sedikit sample tanah dan air bening dengan perbandingan 1 : 1
- Masukkan dalam gelas
- Aduk-aduk hingga benar-benar homogen (merata)
- Biarkan beberapa menit hingga adonan air dan tanah tadi memisah (tanahnya mengendap)
- Setelah airnya terlihat agak jernih masukkan ujung kertas lakmus atau pH Indikator kedalam adonan tadi (sekitas 1 menit) tetapi jangan hingga mengenai tanahnya.
- Tunggu beberapa ketika hingga kertas lakmus atau pH indikator berubah warnanya.
- Setelah warnanya stabil, cocokkan warna yang diperoleh oleh kertas lakmus atau pH indikator tadi dengan denah warna petunjuknya.
Mengetahui pH Tanah Secara Tradisional
Cara tradisional mengetahui keasaman tanah ini hanya mendeteksi kondisi tanah kita asam atau basa saja, tidak hingga mengukur berapa pH tanah. Kalau untuk mengetahui lebih berapa pH tanah kita harus memakai kertas pH indikator. Jika ingin lebih spesifik lagi (lebih akurat) kita gunakan pH meter.
- Bahan yang diharapkan hanyalah kunyit atau kunir, berikut ini langkah-langkahnya:
- Ambil kunyit sebesar jari telunjuk
- Potong jadi dua
- Salah satu potongan kunyit tadi, masukkan kedalam tanah lembap yang akan kita ukur pH nya
- Tunggu hingga kira-kira sengah jam (30 menit)
- Ambil kunyit tesebut dan lihat warna cuilan potongan kunyit tersebut
Jika warna cuilan yang terpotong tadi pudar berarti tanah kita asam. pH tanah kita netral jikalau hasil potongan tadi berwarna tetap cerah. Akan tetapi jikalau warna kunyit tadi biru berarti tanah kita cenderung basa. Jika warna kunyit menjadi pudar, maka sanggup dipastikan lahan tersebut mempunyai kadar keasaman yang tinggi, pH di bawah 7. Jika warna kunyit tetap, pH tanahnya netral, mendekati 7. Sedangkan, jikalau warna kunyit menjadi biru, maka kadar keasaman tanah tersebut rendah, pH di atas 7.
Penggunaan Alat Ukur memakai pH meter
Dua cara tersebut memang belum terukur tepat. Sebab, hanya mengetahui tanah itu asam atau tidak. Berapa tingkat keasamannya tidak terukur, sehingga masih sulit dalam sumbangan perlakuan pada tanah. Karena itu perlu cara yang lebih terukur. Tentunya dengan memakai alat pH meter akan memperlihatkan dengan sempurna dan akurat hasilnya. Caranyapun cukup gampang dengan memasukkan ujung alat pH meter pada keempat ujung titik lahan ditambah satu titik dari tengah lahan. Hasil yang diperoleh eksklusif dalam bentuk angka yang sudah dirata-ratakan.
Skala keasaman tanah bisa dilihat secara langsung, sehingga mempermudah sumbangan takaran dolomit atau kapur pada lahan. Secara umum, setiap kekurangan 1 tingkat dari pH 7 (netral) membutuhkan 2 ton dolomit setiap hektar. Jika pH tanah 5, memperlihatkan dolomit pada lahan sekitar 4 ton/ha. Pemberian dolomit dilakukan sebelum tanaman ditanam atau benih ditabur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar